Pramukamelalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan". Salah tindakan/perbuatan menolong itu harus rela, ikhlas lahir batin tanpa mengharap altruistik yaitu suasana hati, sifat, jenis kelamin, dan tempat tinggal . Selain itu Desmita (2009) juga mengungkapkan bahwa altruisme dipengaruhi oleh banyak I K H L A SOleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه اللهعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْDari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh 1. Muslim dalam kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab, bab Tahrim Dzulmin Muslim Wa Khadzlihi Wa Ihtiqarihi Wa Damihi Wa Irdhihi Wa Malihi, VIII/11, atau no. 2564 33. 2. Ibnu Majah dalam kitab Az Zuhud, bab Al Qana’ah, no. 4143. 3. Ahmad dalam Musnad-nya II/ 539. 4. Baihaqi dalam kitab Al Asma’ Wa Shifat, II/ 233-234, bab Ma Ja’a Fin Nadhar. 5. Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Auliya’, IV/103 no. IKHLAS Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada Izz bin Abdis Salam berkata “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya”.Al Harawi mengatakan “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.Abu Utsman berkata “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq Allah”.Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata “Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin”.Abu Ali Fudhail bin Iyadh berkata “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”[1]Ikhlas ialah, menghendaki keridhaan Allah dalam suatu amal, membersihkannya dari segala individu maupun duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal, kecuali karena Allah dan demi hari akhirat. Tidak ada noda yang mencampuri suatu amal, seperti kecenderungan kepada dunia untuk diri sendiri, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, atau karena mencari harta rampasan perang, atau agar dikatakan sebagai pemberani ketika perang, karena syahwat, kedudukan, harta benda, ketenaran, agar mendapat tempat di hati orang banyak, mendapat sanjungan tertentu, karena kesombongan yang terselubung, atau karena alasan-alasan lain yang tidak terpuji; yang intinya bukan karena Allah, tetapi karena sesuatu; maka semua ini merupakan noda yang mengotori niat yang ikhlas adalah memurnikan niat karena Allah semata. Setiap bagian dari perkara duniawi yang sudah mencemari amal kebaikan, sedikit atau banyak, dan apabila hati kita bergantung kepadanya, maka kemurniaan amal itu ternoda dan hilang keikhlasannya. Karena itu, orang yang jiwanya terkalahkan oleh perkara duniawi, mencari kedudukan dan popularitas, maka tindakan dan perilakunya mengacu pada sifat tersebut, sehingga ibadah yang ia lakukan tidak akan murni, seperti shalat, puasa, menuntut ilmu, berdakwah dan Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah, apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah dan mencapai tempat MEWUJUDKAN IKHLAS Mewujudkan ikhlas bukan pekerjaan yang mudah seperti anggapan orang jahil. Para ulama yang telah meniti jalan kepada Allah telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya mewujudkan ikhlas di dalam hati, kecuali orang yang memang dimudahkan Sufyan Ats Tsauri berkata,”Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku”[2]Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdo’aيَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَYa, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada seorang sahabat berkata,”Ya Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa kepada kami?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,”Ya, karena sesungguhnya seluruh hati manusia di antara dua jari tangan Allah, dan Allah membolak-balikan hati sekehendakNya. [HR Ahmad, VI/302; Hakim, I/525; Tirmidzi, no. 3522, lihat Shahih At Tirmidzi, III/171 no. 2792; Shahih Jami’ush Shagir, dan Zhilalul Jannah Fi Takhrijis Sunnah, no. 225 dari sahabat Anas].Yahya bin Abi Katsir berkata,”Belajarlah niat, karena niat lebih penting daripada amal”[3]Muththarif bin Abdullah berkata,”Kebaikan hati tergantung kepada kebaikan amal, dan kebaikan amal bergantung kepada kebaikan niat”[4]Pernah ada orang bertanya kepada Suhail “ Apakah yang paling berat bagi nafsu manusia?” Ia menjawab,”Ikhlas, sebab nafsu tidak pernah memiliki bagian dari ikhlas”[5]Dikisahkan ada seorang alim yang selalu shalat di shaf paling depan. Suatu hari ia datang terlambat, maka ia mendapat shalat di shaf kedua. Di dalam benaknya terbersit rasa malu kepada para jama’ah lain yang melihatnya. Maka pada saat itulah, ia menyadari bahwa sebenarnya kesenangan dan ketenangan hatinya ketika shalat di shaf pertama pada hari-hari sebelumnya disebabkan karena ingin dilihat orang lain.[6]Yusuf bin Husain Ar Razi berkata,”Sesuatu yang paling sulit di dunia adalah ikhlas. Aku sudah bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, seolah-olah timbul riya, dengan warna lain.”[7]Ada pendapat lain, ikhlas sesaat saja merupakan keselamatan sepanjang masa, karena ikhlas sesuatu yang sangat mulia. Ada lagi yang berkata, barangsiapa melakukan ibadah sepanjang umurnya, lalu dari ibadah itu satu saat saja ikhlas karena Allah, maka ia akan ikhlas merupakan masalah yang sulit, sehingga sedikit sekali perbuatan yang dikatakan murni ikhlas karena Allah. Dan sedikit sekali orang yang memperhatikannya, kecuali orang yang mendapatkan taufiq pertolongan dan kemudahan dari Allah. Adapun orang yang lalai dalam masalah ikhlas ini, ia akan senantiasa melihat pada nilai kebaikan yang pernah dilakukannya, padahal pada hari kiamat kelak, perbuatannya itu justru menjadi keburukan. Merekalah yang dimaksudkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللهِ مَالَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَاكَسَبُوا وَحَاقَ بِهِم مَّاكَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِءُونَDan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka jelaslah bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat … [Az Zumar/3947-48]قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًاKatakanlah”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. [Al Kahfi/18 103-104][8]Bila Anda melihat seseorang, yang menurut penglihatan Anda telah melakukan amalan Islam secara murni dan benar, bahkan boleh jadi dia juga beranggapan seperti itu. Tapi bila Anda tahu dan hanya Allah saja yang tahu, Anda mendapatkannya sebagai orang yang rakus terhadap dunia, dengan cara berkedok pakaian agama. Dia berbuat untuk dirinya sendiri agar dapat mengecoh orang lain, bahwa seakan-akan dia berbuat untuk lagi yang lain, yaitu beramal karena ingin disanjung, dipuji, ingin dikatakan sebagai orang yang baik, atau yang paling baik, atau terbetik dalam hatinya bahwa dia sajalah yang konsekwen terhadap Sunnah, sedangkan yang lainnya lagi yang belajar karena ingin lebih tinggi dari yang lain, supaya dapat penghormatan dan harta. Tujuannya ingin berbangga dengan para ulama, mengalahkan orang yang bodoh, atau agar orang lain berpaling kepadanya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengancam orang itu dengan ancaman, bahwa Allah akan memasukkannya ke dalam neraka jahannam. Nasalullaha As Salamah wal Afiyah.[9]Membersihkan diri dari hawa nafsu yang tampak maupun yang tersembunyi, membersihkan niat dari berbagai noda, nafsu pribadi dan duniawi, juga tidak mudah. memerlukan usaha yang maksimal, selalu memperhatikan pintu-pintu masuk bagi setan ke dalam jiwa, membersihkan hati dari unsur riya’, kesombongan, gila kedudukan, pangkat, harta untuk pamer dan mewujudkan ikhlas, dikarenakan hati manusia selalu berbolak-balik. Setan selalu menggoda, menghiasi dan memberikan perasaan was-was ke dalam hati manusia, serta adanya dorongan hawa nafsu yang selalu menyuruh berbuat jelek. Karena itu kita diperintahkan berlindung dari godaan setan. Allah يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌDan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-A’raf/7200].Jadi, solusi ikhlas ialah dengan mengenyahkan pertimbangan-pertimbangan pribadi, memotong kerakusan terhadap dunia, mengikis dorongan-dorongan nafsu dan bersungguh-sunguh beramal ikhlas karena Allah, akan mendorong seseorang melakukan ibadah karena taat kepada perintah Allah dan Rasul, ingin selamat di dunia-akhirat, dan mengharap ganjaran dari mewujudkan ikhlas bisa tercapai, bila kita mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan jejak Salafush Shalih dalam beramal dan taqarrub kepada Allah, selalu mendengar nasihat mereka, serta berupaya semaksimal mungkin dan bersungguh-sungguh mengekang dorongan nafsu, dan selalu berdo’a kepada Allah Ta’ BERAMAL YANG BERCAMPUR ANTARA IKHLAS DAN TUJUAN-TUJUAN LAIN Syaikh Muhammad bin Shalih Al ’Utsaimin menjelaskan tentang seseorang yang beribadah kepada Allah, tetapi ada tujuan lain. Beliau membagi menjadi tiga Seseorang bermaksud untuk taqarrub kepada selain Allah dalam ibadahnya, dan untuk mendapat sanjungan dari orang lain. Perbuatan seperti membatalkan amalnya dan termasuk syirik, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Allah berfirmanأَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِي غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَ شِرْكَهُAku tidak butuh kepada semua sekutu. Barangsiapa beramal mempersekutukanKu dengan yang lain, maka Aku biarkan dia bersama sekutunya. [HSR Muslim, no. 2985; Ibnu Majah, no. 4202 dari sahabat Abu Hurairah].Kedua Ibadahnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan duniawi, seperti ingin menjadi pemimpin, mendapatkan kedudukan dan harta, tanpa bermaksud untuk taqarrub kepada Allah. Amal seperti ini akan terhapus dan tidak dapat mendekatkan diri kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanمَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَBarangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. [Hud/1115-16].Perbedaan antara golongan kedua dan pertama ialah, jika golongan pertama bermaksud agar mendapat sanjungan dari ibadahnya kepada Allah; sedangkan golongan kedua tidak bermaksud agar dia disanjung sebagai ahli ibadah kepada Allah dan dia tidak ada kepentingan dengan sanjungan manusia karena Seseorang yang dalam ibadahnya bertujuan untuk taqarrub kepada Allah sekaligus untuk tujuan duniawi yang akan diperoleh. Misalnya Tatkala melakukan thaharah, disamping berniat ibadah kepada Allah, juga berniat untuk membersihkan dengan tujuan diet dan taqarrub kepada ibadah haji untuk melihat tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat pelaksaan ibadah haji dan melihat para jamaah ini dapat mengurangi balasan keikhlasan. Andaikata yang lebih banyak adalah niat ibadahnya, maka akan luput baginya ganjaran yang sempurna. Tetapi hal itu tidak menyeret pada dosa, seperti firman Allah tentang jama’ah haji disebutkan dalam KitabNya[10]لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْTidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezeki dari Rabb-mu……[Al Baqarah/2198].Namun, apabila yang lebih berat bukan niat untuk beribadah, maka ia tidak memperoleh ganjaran di akhirat, tetapi balasannya hanya diperoleh di dunia; bahkan dikhawatirkan akan menyeretnya pada dosa. Sebab ia menjadikan ibadah yang mestinya karena Allah sebagai tujuan yang paling tinggi, ia jadikan sebagai sarana untuk mendapatkan dunia yang rendah nilainya. Keadaan seperti itu difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِن لَّمْ يُعْطَوْا مِنْهَآ إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَDan di antara mereka ada yang mencelamu tentang pembagian zakat, jika mereka diberi sebagian darinya mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian darinya, dengan serta mereka menjadi marah. [At-Taubah/958].Dalam Sunan Abu Dawud[11], dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ada seseorang bertanya “Ya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ! Seseorang ingin berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ingin mendapatkan harta imbalan dunia?” Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,”Tidak ada pahala baginya,” orang itu mengulangi lagi pertanyaannya sampai tiga kali, dan Beliau Shallallahu alaihi wa salalm menjawab,”Tidak ada pahala baginya.”Di dalam Shahihain Shahih Bukhari, dan Shahih Muslim, dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا ، أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَىمَا هَاجَرَ إِلَيْهِBarangsiapa hijrahnya diniatkan untuk dunia yang hendak dicapainya, atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai hijrahnya sesuai dengan tujuan niat dia ada dua tujuan dalam takaran yang berimbang, niat ibadah karena Allah dan tujuan lainnya beratnya sama, maka dalam masalah ini ada beberapa pendapat ulama. Pendapat yang lebih dekat dengan kebenaran ialah, bahwa orang tersebut tidak mendapatkan golongan ini dengan golongan sebelumnya, bahwa tujuan selain ibadah pada golongan sebelumnya merupakan pokok sasarannya, kehendaknya merupakan kehendak yang berasal dari amalnya, seakan-akan yang dituntut dari pekerjaannya hanyalah urusan dunia ditanyakan “bagaimana neraca untuk mengetahui tujuan orang yang termasuk dalam golongan ini, lebih banyak tujuan untuk ibadah atau selain ibadah?”Jawaban kami “Neracanya ialah, apabila ia tidak menaruh perhatian kecuali kepada ibadah saja, berhasil ia kerjakan atau tidak. Maka hal ini menunjukkan niatnya lebih besar tertuju untuk ibadah. Dan bila sebaliknya, ia tidak mendapat pahala”.Bagaimanapun juga niat merupakan perkara hati, yang urusannya amat besar dan penting. Seseorang, bisa naik ke derajat shiddiqin dan bisa jatuh ke derajat yang paling bawah disebabkan dengan seorang ulama Salaf berkata “Tidak ada satu perjuangan yang paling berat atas diriku, melainkan upayaku untuk ikhlas. Kita memohon kepada Allah agar diberi keikhlasan dalam niat dan dibereskan seluruh amal”[12].IKHLAS ADALAH SYARAT DITERIMANYA AMAL Di dalam Al Qur`an dan Sunnah banyak disebutkan perintah untuk berlaku ikhlas, kedudukan dan keutamaan ikhlas. Ada disebutkan wajibnya ikhlas kaitannya dengan kemurnian tauhid dan meluruskan aqidah, dan ada yang kaitannya dengan kemurnian amal dari berbagai pokok dari keutamaan ikhlas ialah, bahwa ikhlas merupakan syarat diterimanya amal. Sesungguhnya setiap amal harus mempunyai dua syarat yang tidak akan di terima di sisi Allah, kecuali dengan keduanya. Pertama. Niat dan ikhlas karena Allah. Kedua. Sesuai dengan Sunnah; yakni sesuai dengan KitabNya atau yang dijelaskan RasulNya dan sunnahnya. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka amalnya tersebut tidak bernilai shalih dan tertolak, sebagaimana hal ini ditunjukan dalam firmanNyaوَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًاBarangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dengan Rabb-nya. [Al Kahfi 110].Di dalam ayat ini, Allah memerintahkan agar menjadikan amal itu bernilai shalih, yaitu sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian Dia memerintahkan agar orang yang mengerjakan amal shalih itu mengikhlaskan niatnya karena Allah semata, tidak menghendaki selainNya[13]Al Hafizh Ibnu Katsir berkata di dalam kitab tafsir-nya [14] “Inilah dua landasan amalan yang diterima, ikhlas karena Allah dan sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ”.Dari Umamah, ia berkata Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam seraya berkata,”Bagaimanakah pendapatmu tentang seseorang yang berperang demi mencari upah dan sanjungan, apa yang diperolehnya?” Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,”Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, dan Nabi Shallallahu alaihi wa salalm selalu menjawab, orang itu tidak mendapatkan apa-apa tidak mendapatkan ganjaran, kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُSesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan dengan amal perbuatan itu mencari wajah Allah. [HR Nasa-i, VI/25 dan sanad-nya jayyid sebagaimana perkataan Imam Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib, I/26-27 no. 9. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib Wat Tarhib, I/106, Allah bersambung[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun IX/1426H/2005M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Imam An Nawawi I/16-17, Cet. Darul Fikr; Madarijus Salikin II/95-96, Cet. Darul Hadits Kairo; Al Ikhlas, oleh Dr. Sulaiman Al Asyqar, hlm. 16-17, Cet. III, Darul Nafa-is, Tahun 1415 H; Al Ikhlas Wasy Syirkul Asghar, oleh Abdul Lathif, Cet. I, Darul Wathan, [2] .Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab I/17; Jami’ul Ulum Wal Hikam I/70. [3] Jami’ul Ulum Wal Hikam I/70. [4] Ibid.I/71. [5] Madarijus Salikin II/95. [6] Tazkiyatun Nufus, hlm. 15-17. [7] Madarijus Salikin II/96. [8] Tazkiyatun Nufus, hlm. 15-17. [9] Lihat hadits yang semakna dalam Shahih At Targhib Wat Tarhib I/153-155; At Tarhib Min Ta’allumil Ilmi Lighairi Wajhillah Ta’ala, hadits no. 105-110; dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah [10] Ada beberapa amal lain yang mirip dengan contoh di atas, seperti • Menunaikan ibadah haji dan umrah, disamping bertujuan ibadah, juga untuk bertamasya tour. • Mendirikan shalat malam, tujuannya supaya lulus ujian, usahanya berhasil dan lainnya. • Berpuasa, agar tidak boros dan tidak disibukkan dengan urusan makan. • Menjenguk orang sakit, agar ia dijenguk pula bila ia sakit. • Mendatangi walimah nikah, agar yang mengundang datang bila diundang. • I’tikaf di masjid, supaya ringan biaya kontrak sewa tempat, atau untuk melepas kepenatan mengurus keluarga. Apapun yang mendorongnya, semua pekerjaan yang tujuannya taqarrub, akan menjadi berkurang nilainya dan bisa jadi terhapus. Wallahu a’lam. pen. [11] Sunan Abu Dawud, Kitabul Jihad, Bab Fi Man Yaghzu Yaltamisud Dunya, no. 2516. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no. 2196. [12] Majmu’ Fatawaa wa Rasa-il, I/98-100, Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Tartib Fahd bin Nashir bin Ibrahim As Sulaiman, Cet. II Darul Wathan Lin Nasyr, Th. 1413 H [13] Lihat At Tawassul Anwa’uhu Wa Ahkamuhu, Fadhilatus Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Cet. III, Darus Salafiyyah, [14] Tafsir Ibnu Katsir III/120-121, Cet. Maktabah Darus Salam

Adanyasifat egois hanya akan membuat seseorang menjadi tidak peduli terhadap perasaan orang lain. Beriringan dengan itu, orang yang egois sering kali juga memiliki sifat narsistik dan sering menjatuhkan pencapai orang lain. 3. Tidak masa bodoh dengan lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik

Ikhlas adalah sebuah sifat mahmudah yang sangat dituntut dalam Islam. Amalan yang tidak ikhlas tidak akan diterima di sisi Allah. Sejauhmana kita telah mencapai keikhlasan dalam amalan dan kehidupan kita? Mari kita sama-sama menyemak beberapa petikan ayat Al-Quran, Hadith, ungkapan orang soleh dan kisah-kisah yang berkaitan dengan ikhlas sebagai panduan dalam kehidupan kita sebagai seorang Muslim. Al-Quran menyebut tentang ikhlas Firman Allah SWT وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepada-Nya, lagi tetap teguh di atas tauhid, dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah Agama yang benar.” Al-Bayyinah, 985 Dalam ayat di atas, Allah menuntut kita untuk beribadah dengan ikhlas, hanya kerana Allah tanpa ada tujuan-tujuan yang lain. Cuba kita kaitkan dengan apa yang disebut oleh Allah dalam surah Adz-Dzaariyaat ayat ke 56 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Dan ingatlah Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepada-Ku.” Adz-Dzaariyaat 56 Allah memerintahkan kita untuk beribadah dengan ikhlasAllah mengingatkan bahawa tujuan kita diciptakan hanya untuk beribadah. Maka dapat kita fahami di sini bahawa ikhlas itu perlu ada dalam segenap urusan hidup kita kerana seluruh hidup kita ini adalah ibadah. Baik dalam Ibadah khusus mahupun umum. Di dalam solat dan di luar solat. Di dalam masjid dan di luar masjid. Tidak terkecuali di mana sahaja atau bila-bila jua. Namun hanya untuk perkara kebaikan sahaja, bukan untuk perkara yang makruh atau terlarang sama sekali. Apa pesan Nabi tentang Ikhlas? Sebuah hadith yang sangat mahsyur dan selalu kita dengar, bahkan disebut di dalam kitab Hadith 40 karya Imam An-nawawi, Rasulullah SAW bersabda إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ Maksudnya “Segala amal perbuatan itu berdasarkan niatnya, sedangkan masing-masing orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berniat hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya adalah bernilai hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan orang yang hijrahnya diniatkan untuk mendapatkan keduniaan atau demi seorang wanita yang ingin dinikahinya maka nilai hijrahnya adalah sebagaimana yang dia tuju.” HR Bukhari dan Muslim Amalan kita akan dinilai berdasarkan niat kita. Jika niat kita hanya kerana Allah, maka kitapun akan mendapatkan pula ganjaran daripada Allah. Jika niat kita untuk mendapat keuntungan lain yang bersifat material, kita juga akan mendapatkannya tetapi tiadalah ganjaran daripada Allah. Ini menunjukkan bahawa sekecil-kecil dan sebesar-besar amalan, ikhlas amatlah diperlukan. Bayangkan sebuah amalan yang besar dan hebat iaitu hijrah yang memakan masa berbulan-bulan lamanya, berpenat lelah dan meninggalkan tanahair, perniagaan dan orang kesayangan, menjadi tidak bernilai kerana niat yang tidak ikhlas. Solatlah tahajjud seberapa rakaat yang anda mampu, tetapi amal itu akan menjadi sia-sia jika tidak mengikhlaskan ibadah tersebut kepada Allah SWT Dalam hadith yang lain, Rasulullah SAW bersabda عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” HR Muslim Niat itu letaknya di hati dan hati yang ikhlas itulah menjadi pusat kepada penglihatan Allah, yang kemudian dizahirkan dengan amalan-amalan yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ganjaran dan keredhaan Allah. Ungkapan orang soleh tentang ikhlas Al-Harits Al-Muhasibi dalam kitab Ar-Ri’ayah mengatakan, “Yang disebut ikhlas adalah hanya bertujuan meraih ridha-Nya semata-mata di dalam melakukan ketaatan amalan dan tidak menginginkan yang lain. Sedangkan riya’ itu ada dua macam Pertama, seseorang yang melakukan ketaatan hanya demi manusia. Kedua, seseorang yang melaksanakan ketaatan demi manusia dan demi Rabb Tuhan manusia. Kedua jenis riya’ di atas sama-sama menghapuskan pahala amal ketaatan.” Allah tidak suka manusia mencampuradukkan niatnya dalam sesuatu amalan. Sia-sia sahaja segala amalan kita yang dilakukan bukan demi Allah semata-mata. Ikhlas itu adalah sesuatu yang berlawanan dengan syirik iaitu menyekutukan Allah dengan segala sesuatu yang lain dalam keyakinan dan juga dalam amalan. Menyekutukan Allah itu bererti kita menjadikan Allah sebagai tujuan tetapi dalam masa yang sama, ada juga tujuan-tujuan yang lain. Al-Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Meninggalkan suatu amalan kerana manusia adalah riya’, sedangkan mengerjakan suatu amalan kerana manusia adalah syirik maksudnya syirik kecil atau riya’. Yang disebut ikhlas adalah jika Allah berkenan menyelamatkanmu dari keduanya.” Baik meninggalkan sesuatu amalan atau mengerjakannya, perlulah dengan niat kerana Allah, itulah disebut ikhlas. Semoga Allah menyelamatkan kita dan memberikan kepada kita keikhlasan dalam kedua-dua urusan tersebut. Kisah-kisah tentang Ikhlas 1. Abu Bakar As-Siddiq Banyak kisah sahabat yang dapat kita jadikan sebagai teladan dalam kehidupan kita. Antaranya adalah kisah Saidina Abu Bakar As-Siddiq memberikan seluruh bahagian harta beliau untuk Islam. Apabila ditanya apakah yang beliau tinggalkan untuk keluarganya? Beliau menjawab, “Allah dan Rasul.” Itulah tahap keikhlasan yang sangat tinggi. Tidak mungkin dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai motivasi duniawi. Hanya kerana Allah dan Rasul semata-mata. 2. Bilal Bin Rabah Begitu juga kisah Bilal bin Rabah yang bertahan di bawah terik matahari dihempap dengan batu yang besar dan tetap juga mengungkapkan, “ahadun ahadun tuhan yang Esa…tuhan yang Esa..”, betapa ikhlas beliau menyerahkan jiwa raganya kepada Allah dan tidak sekali-kali mensyirikkan Allah. Beliau tidak mungkin dapat bertahan dalam keadaan yang sangat menyeksakan tersebut jika niatnya tidak ikhlas hanya kerana Allah. 3. Arab Badwi dengan Rasulullah SAW Dicatatkan dalam kitab Zaadul Ma’ad tentang seorang Arab Badwi yang ditawarkan dengan bahagian harta rampasan dalam peperangan Khaibar oleh Rasulullah SAW, beliau menolak dan mengatakan bukan itu tujuan beliau mengikuti Rasulullah SAW ke medan perang. Sebaliknya, beliau menegaskan bahawa tujuan beliau adalah untuk dipanah dan mendapat syahid, sambil menunjukkan ke lehernya. Ternyata beliau memang dianugerahkan dengan mati syahid dengan anak panah tepat mengenai tempat yang beliau tunjukkan kepada Rasulullah. Demikianlah tahap keikhlasan yang telah dicontohkan oleh generasi sahabat. Banyak lagi kisah yang dapat kita gali daripada kehidupan mereka dan orang-orang soleh yang terdahulu untuk dijaikan sebagai panduan dalam kita meniti kehidupan sebagai seorang Muslim. Tingkatan ikhlas Memang sangat jauh kalau hendak dibandingkan tingkatan ikhlas kita sebagai Muslim hari ini berbanding tingkatan ikhlas para nabi dan Rasul, juga para sahabat baginda Rasulullah SAW. Syeikh Muhammad Nawawi Banten di dalam kitabnya Nasha ihul Ibad membahagikan keikhlasan kepada 3 tingkatan Tahap paling tinggi, membersihkan perbuatan daripada perhatian makhluk manusia di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukan hak penghambaan, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan perbuatan kerana Allah agar diberi bahagian-bahagian akhirat seperti dijauhkan daripada siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam syurga dan menikmati pelbagai macam perbuatan kerana Allah agar diberi bahagian duniawi seperti kelapangan rezeki dan terhindar daripada hal-hal yang menyakitkan. Di manakah tahap keikhlasan kita pada hari ini? Tahapan ini boleh menjadi panduan untuk kita menilai sejauhmana keikhlasan kita telah terbina. Bagaimana cara ikhlaskan niat? Memandangkan ikhlas ini tidak dapat dilihat secara jelas, proses membinanya juga akan memerlukan kepada kesungguhan dan ia perlu dijaga secara berterusan. Boleh jadi kita ikhlas sebelum melakukan sesuatu, tetapi niat berubah ketika sedang melakukannya. Ataupun mungkin berubah ketika telah melihat hasilnya. Ikhlas ini adalah amalan hati, maka hati itu perlu ditempa agar sentiasa lurus. Antara yang mengganggu keadaan hati adalah adanya orang sekeliling yang melihat dan memuji ketika kita sedang melakukan amal. Banyak kaedah dan tips yang boleh kita baca tentang membina ikhlas. Antara salah satu yang penting dan boleh kita praktikkan adalah berusaha menyembunyikan amal dan tidak bercerita sama sekali kepada orang lain, terutama bab sedekah. Inilah salah satu daripada 7 golongan yang mendapat naungan Allah di hari akhirat, iaitu mereka yang memberi dengan tangan kanannya, dan tangan kirinya pun tidak tahu. Begitu rahsia dan berhati-hati. Di antara Ulama salaf ada yang disangka sebagai orang yang bakhil, karena mereka tidak pernah melihat dia bersedekah, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abi Ashim dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata, “Kala itu di antara penduduk Madinah ada yang hidup tanpa mengetahui siapa yang memberi nafkah kepada mereka namun mereka baru mengetahuinya ketika Ali bin al-Husain wafat, kerana mereka tidak lagi mendapatkan nafkah yang biasa mereka dapatkan pada waktu malam.” Kesimpulan Ikhlas adalah sifat yang utama dalam setiap amalan yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Itulah penilaian Allah yang tak mungkin diketahui oleh orang lain. Walaupun sukar, kita tetap perlu berusaha meraihnya dan membinanya sedikit demi sedikit sehingga kita mampu mencapai tahap keikhlasan yang lebih baik dari sehari ke sehari. Tanpanya, sia-sia seluruh amalan kita. Tanpanya, kita tak mungkin dapat tetap bertahan dalam perjalanan yang penuh liku dan panjang menuju Allah. Rujukan Syarah Hadits Arba’in Kompilasi Empat Ulama Besar. Imam An-Nawawi, Imam Ibnu Daqiq Al-Id, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Syaikh Al-UthaiminAl-Quran

Menolongdengan ikhlas merupakan pengalaman sifat - 25061694 julyaja15 julyaja15 22.10.2019 B. Arab Sekolah Menengah Pertama terjawab Menolong dengan ikhlas merupakan pengalaman sifat 1 Lihat jawaban Iklan Iklan

Alasan Menolong Orang Lain Harus Dilakukan dengan Ikhlas FotoUnsplashIkhlas adalah kata yang mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Menolong orang lain harus dilakukan dengan ikhlas agar mendatangkan pahala. Simak 11 alasan lain yang perlu untuk diketahui berikut ini. Ikhlas memiliki arti bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu itu bersih. Arti ikhlas secara istilah dijabarkan dalam buku Memaknai Kehidupan yang disusun oleh Abdul Hamid 20209. Diambil dari buku tersebut, ikhlas artinya berniat hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah dalam menolong orang lain tanpa menyekutukan-Nya. Ikhlas dapat bermakna membersihkan amalan dari pujian manusia karena tujuan menolong orang lain hanya semata karena Allah. Menolong Orang Lain Harus Dilakukan dengan Ikhlas Ilustrasi Menolong Orang Lain Harus Dilakukan dengan Ikhlas FotoUnsplashWalau mudah diucapkan, namun kata ikhlas memiliki makna luar biasa dalam ajaran Islam. Menolong orang lain harus dilakukan dengan ikhlas agar sesuai dengan sabda Rasulullah saw dalam sebuah riwayat hadist,"Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya"HR. Abu Daud dan Nasa'i. Orang yang ikhlas dalam menolong orang lain tidak akan mengharapkan penghargaan dan penghormatan dari sesama manusia, karena tujuannya beramal semata karena Allah. Orang yang menolong orang lain dengan keikhlasan akan memetik hasilnya dan meraih pahala dari Allah. Alasan Menolong Orang Lain Harus Dilakukan dengan Ikhlas Menolong Orang Lain Harus Dilakukan dengan Ikhlas dalam Islam FotoUnsplashBerikut adalah 11 alasan menolong orang lain harus dilakukan dengan ikhlas. Mendapatkan pahala dari Allah menjadi tenang dan ibadah semakin manusia yang pemaaf, karena menyadari manusia butuh pertolongan manusia mudah diperdaya oleh emosi. Menjadi sosok yang hebat dan kuat. Selalu disayangi dan disenangi orang lain. Menambah keimanan terhadap Allah swt. Dijauhkan dari sifat-sifat kotor seperti ujub, takabur, dan iri. Hati lapang dan terasa ringan dalam menjalani hidup. Mendapat kemuliaan di sisi Allah bersyukur atas nikmat yang diberikan, serta menerima ketentuan dan ketetapan Allab swt. Menolong orang lain harus dilakukan dengan ikhlas agar sesuai dengan kalimat yang dikenal dalam Islam. Kalimat itu berbunyi, tidak ada satu pun obat yang bisa menyembuhkan sakit hati kecuali keikhlasan.DK
Pahlawanmerupakan mereka yang memiliki jasa untuk bangsa dan negara, yang telah berjuang dengan mempertaruhkan harta, benda bahkan nyawa mereka. Setiap daerah di Indonesia memiliki pahlawan yang dahulu melawan penjajah dan membantu proses kemerdekaan untuk Indonesia. Dan sekarang ini, setelah Indonesia merdeka, sebagai warga negara yang baik harus tetap meneladani dan menerapkan sikap-sikap
Sejak kecil, orangtua dan guru kita mungkin sudah sering mengajarkan kita untuk bersikap ringan tangan terhadap orang lain. Sebagai makhluk sosial, kita memang gak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Ada masa saat kita butuh bantuan orang lain, namun ada juga waktunya dimana kita perlu memberikan bantuan kepada orang kehidupan sehari-hari, kita mungkin sudah sering membantu orang, misalnya menolong tetangga yang akan pindah rumah, memberi sedekah, membantu orang tua bekerja, dan lain sebagainya. Namun, apakah semua pertolongan itu sudah kita berikan dengan ikhlas? Ketika menolong orang lain, perasaan ikhlas harus ada di dalam diri kita agar semuanya berkah. Tapi di samping itu, apakah kamu tahu kalau menolong orang lain dengan ikhlas juga membawa keuntungan bagi diri kita sendiri?Berikut ini merupakan lima hal baik yang bisa kita peroleh bila kita ikhlas saat menolong orang Hati dan pikiran menjadi menolong orang lain secara ikhlas, hati kita akan menjadi lebih tenang dan pikiran pun menjadi lebih positif. Hal ini pada akhirnya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi kita. Saat menolong orang, otak kita akan memproduksi hormon dopamin, yaitu hormon yang menghasilkan perasaan bahagia. Hormon ini juga bisa meyakinkan kita bahwa menolong dan berbagi merupakan kegiatan yang positif. Selain itu, saat menolong orang lain dengan ikhlas, tubuh kita juga menghasilkan hormon oksitosin yang dapat mengurangi stres dan mengembangkan rasa percaya diri kita dalam berinteraksi dengan orang pikiran yang tenang, fisik kita pun menjadi lebih sehat. Gak hanya itu, ketenangan dan ketenteraman tersebut juga tentunya akan memungkinkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih produktif dan mampu menghasilkan berbagai prestasi Menjalin atau mempererat hubungan baik dengan orang lain MorilloKetika kita menolong orang lain dengan ikhlas, kita dapat memberikan pertolongan tersebut secara maksimal sehingga orang lain pun dapat terbantu dengan maksimal. Karena itu, orang yang kita tolong tentu akan lebih senang ditolong oleh orang yang ikhlas dibandingkan dibantu dengan orang yang gak ikhlas memberikan kita saat menolong orang lain seringkali dapat 'dirasakan' oleh orang yang kita tolong, sehingga hal ini dapat berdampak pada terjalinnya hubungan baik antara si penolong dan orang yang ditolong. Sekecil apapun hal yang kita berikan kepada orang lain, orang tersebut akan senang dan kita menjadi orang yang baik dan membiasakan diri untuk selalu menebarkan kebaikan dimana pun kita berada, maka otomatis orang lain pun akan berlaku baik kepada kita. Demikian juga saat kita menolong orang lain dengan ikhlas, orang yang kita tolong tersebut juga akan berlaku baik kepada kita. Bahkan ketika suatu saat nanti kita dalam kondisi membutuhkan bantuan, orang lain akan cenderung lebih mudah ringan tangan kepada kita. Baca Juga 5 Dampak Buruk jika Kamu Terlalu Ekspresif di Depan Orang Lain! 3. Kita pun gak akan mudah yang ikhlas memberikan pertolongan kepada orang lain gak akan pernah meminta pamrih atau balas jasa dari orang yang ditolongnya. Mereka hanya ingin sekadar menolong dan gak ada niat lain selain itu. Sikap seperti ini baik karena mencegah kita dari rasa orang yang gak ikhlas menolong orang lain umumnya akan meminta pamrih dari orang lain. Hal ini dapat berujung pada kekecewaan, misalnya bila ternyata orang yang kita tolong gak mau menolong kita balik saat kita sedang membutuhkan itu, ikhlaslah saat menolong orang lain dan jangan bereskspektasi apapun dari orang yang kita tolong. Ingatlah bahwa Tuhanlah yang akan memberikan ganjaran pahala untuk Membentuk kepribadian yang PiacquadioSaat kita membiasakan diri membantu orang lain dengan ikhlas, sebenarnya kita sedang membangun karakter diri yang positif. Menolong dan berbagi akan membantu mengasah kepedulian sosial dan rasa kepekaan kita. Kita pun gak akan berpikir panjang ketika ada orang yang memang menurut kita pantas untuk itu, dengan ikhlas menolong orang lain, kita pun akan menjadi pribadi yang lebih mudah bersyukur. Misalnya, hanya dengan menyedekahkan sebagian kecil uang yang kita miliki untuk diberikan ke orang yang kurang mampu, kita pun jadi tahu kalau ternyata masih ada orang yang bernasib kurang beruntung. Kita akan lebih mensyukuri apa yang sudah kita miliki yang baik pada akhirnya dapat membuat kita memiliki citra yang positif di mata orang lain. Meski begitu, jangan sampai orang lain malah 'memanfaatkan' citra kita sebagai 'sang penolong'. Kita tetap harus selektif terhadap apa-apa yang perlu atau pantas untuk kita tolong dan gak perlu Mendapatkan perlu kita pahami, semua pertolongan yang kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain, sekecil atau seremeh apapun itu, gak akan pernah sia-sia karena kita akan mendapatkan sih yang gak mau dapat pahala? Pasti kita semua mau dong. Apalagi di saat bulan suci Ramadan seperti saat ini, menolong dan berbagi kepada sesama akan mendatangkan banyak keberkahan dan pahala yang lebih itulah tadi lima hal baik yang bisa kita dapatkan bila ikhlas saat menolong orang lain. Ternyata, manfaat dari menolong dengan ikhlas gak hanya sampai ke orang yang kita tolong saja, tapi juga akan berbalik ke kita sendiri. Yuk, tetap semangat menebar kebaikan! Baca Juga 6 Sikap Bijak untuk Menolong Teman dari Toxic Relationship IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
\n\n \n\n \n\n\nmenolong dengan ikhlas merupakan pengamalan sifat
HamidYunus dinyatakan : ألخالق هي صفات االنسان االدابية. Artinya: "Akhlak ialah segala sifat manusia yang terdidik". Memahami ungkapan tersebut bisa dimengerti sifat/potensi yang dibawa setiap manusia sejak lahir: artinya, potensi tersebut sangat tergantung dari cara pembinaan, latihan/pembiasaan dan pembentukannya. bagaimana jika tolong menolong tidak ikhlas – Bagaimana jika tolong menolong tidak ikhlas? Ini mungkin merupakan pertanyaan yang sering muncul dalam benak kita. Pertama-tama, mari kita lihat arti ikhlas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Ikhlas adalah sifat yang menunjukkan tindakan atau sikap yang didasarkan pada niat baik dan tidak memiliki motif lain. Dengan kata lain, ikhlas adalah sikap yang menunjukkan bahwa seseorang membantu atau menolong orang lain tanpa memikirkan tentang apa yang akan didapatkan. Jadi, bagaimana jika tolong menolong tidak ikhlas? Tentu saja, ini tidak diharapkan. Ketika seseorang menolong tanpa ikhlas, maka ada banyak dampak negatif yang akan terjadi. Pertama, orang yang menerima bantuan tersebut mungkin merasa canggung atau bahkan tersinggung. Hal ini karena mereka merasa bahwa orang yang membantu mereka ingin mendapatkan imbalan atau balas jasa. Kedua, jika bantuan yang diberikan tidak ikhlas, maka akan muncul rasa tidak percaya antara yang membantu dan yang dibantu. Ini akan menyebabkan hubungan mereka menjadi renggang dan terjadi ketegangan. Selain itu, jika tolong menolong tidak ikhlas, maka akan muncul rasa tidak puas dan cemburu di antara orang yang berada di sekitarnya. Mereka akan merasa bahwa orang yang membantu itu hanya berusaha mencari keuntungan pribadi. Hal ini akan menimbulkan perasaan cemburu dan memicu konflik. Ketika tolong menolong tidak ikhlas, maka seseorang akan kehilangan makna dari aktivitas itu sendiri. Ia akan kehilangan rasa kepuasan yang didapat dari memberi. Ia juga akan kehilangan rasa hormat dan kepercayaan dari orang lain. Oleh karena itu, tolong menolong dengan ikhlas adalah cara terbaik untuk membangun hubungan harmonis dan saling bersinergi. Ketika kita menolong tanpa berpikir tentang apa yang akan kita dapatkan, kita akan merasakan kepuasan dan rasa hormat. Kita juga akan menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Jadi, jangan lupa untuk menolong dengan ikhlas. Ini akan membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Selain itu, Anda juga akan merasakan kepuasan yang berbeda daripada jika tolong menolong tanpa ikhlas. Rangkuman 1Penjelasan Lengkap bagaimana jika tolong menolong tidak ikhlas– Ikhlas didefinisikan sebagai sifat yang menunjukkan tindakan atau sikap yang didasarkan pada niat baik dan tidak memiliki motif lain. – Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka akan terjadi beberapa dampak negatif, seperti orang yang menerima bantuan merasa canggung, hubungan menjadi renggang, rasa cemburu, dan rasa tidak puas. – Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka orang yang membantu akan kehilangan rasa kepuasan, hormat, dan kepercayaan yang didapat dari memberi. – Tohong menolong dengan ikhlas adalah cara terbaik untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling bersinergi. – Jangan lupa untuk menolong dengan ikhlas, karena ini akan membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Penjelasan Lengkap bagaimana jika tolong menolong tidak ikhlas – Ikhlas didefinisikan sebagai sifat yang menunjukkan tindakan atau sikap yang didasarkan pada niat baik dan tidak memiliki motif lain. Tolong menolong adalah sebuah ungkapan yang memiliki makna yang sangat luas. Ini merujuk pada situasi di mana seseorang membantu orang lain tanpa mengharapkan apa pun balik darinya. Ikhlas didefinisikan sebagai sifat yang menunjukkan tindakan atau sikap yang didasarkan pada niat baik dan tidak memiliki motif lain. Ketika seseorang melakukan tolong menolong yang tidak ikhlas, mereka mungkin mencari imbalan atau keuntungan pribadi dari orang yang mereka bantu. Hal ini dapat berupa uang, keuntungan lainnya, atau bahkan rasa hormat dan pengakuan. Seseorang yang bertindak dengan tidak ikhlas mungkin juga mencari untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadi mereka sendiri. Mereka mungkin juga mencari untuk menyakiti atau melukai orang lain atau mencari untuk mengambil keuntungan dari keadaan. Sikap tidak ikhlas dalam tolong menolong dapat berdampak buruk bagi orang yang bantu dan orang yang bertindak. Orang yang bertindak dengan tidak ikhlas akan menjadi sumber kekecewaan dan ketidakpuasan, karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan pribadi mungkin tidak dapat dipuaskan. Ini dapat menyebabkan mereka menjadi frustrasi dan bahkan jengkel terhadap orang yang mereka bantu. Tolong menolong yang ikhlas sangat berharga bagi orang yang bantu dan orang yang bertindak. Ketika seseorang bertindak dengan ikhlas, mereka menunjukkan kebaikan dan kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan apapun. Ini membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam situasi, dan mereka juga merasa dihargai. Dengan tolong menolong yang ikhlas, orang yang bertindak juga merasa bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain. Ketika kita melakukan tolong menolong, sebaiknya kita melakukannya dengan ikhlas. Menerapkan sikap ikhlas akan membuat kita lebih positif dan meningkatkan hubungan dengan orang lain. Ini akan membantu kita menjadi orang yang lebih baik dan menarik untuk orang lain. Dengan menolong orang lain dengan ikhlas, kita dapat membangun hubungan yang saling menghormati dan menunjukkan rasa hormat satu sama lain. – Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka akan terjadi beberapa dampak negatif, seperti orang yang menerima bantuan merasa canggung, hubungan menjadi renggang, rasa cemburu, dan rasa tidak puas. Tolong menolong adalah salah satu bentuk budaya yang telah ada sejak lama. Ini adalah cara bagi orang untuk saling membantu satu sama lain dan membangun hubungan yang lebih kuat. Namun, jika tolong menolong tidak ikhlas, maka ini dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Pertama, orang yang menerima bantuan dari seseorang yang tidak ikhlas akan merasa canggung. Mereka akan merasa tidak nyaman dengan situasinya dan tidak yakin tentang niat orang yang membantu mereka. Ini akan membuat orang merasa bersalah, karena mereka tahu bahwa orang yang membantu mereka tidak sepenuhnya ikhlas. Kedua, tolong menolong yang tidak ikhlas dapat menyebabkan hubungan menjadi renggang. Orang yang menerima bantuan mungkin menjauh dari orang yang membantu mereka, karena mereka takut orang yang membantu mereka akan mengharapkan sesuatu balasan. Ini akan menyebabkan hubungan antara kedua orang tersebut menjadi renggang, dan mungkin akhirnya berakhir. Ketiga, tolong menolong yang tidak ikhlas juga dapat menyebabkan rasa cemburu dan tak puas. Jika seseorang membantu orang lain dengan niat yang salah, orang lain mungkin akan merasa cemburu karena orang yang membantu mereka mendapatkan sesuatu untuk dirinya sendiri. Orang yang membantu juga mungkin tidak puas dengan hasilnya, karena mereka berharap akan mendapatkan lebih dalam balasannya. Oleh karena itu, jika orang ingin membantu orang lain, mereka harus benar-benar ikhlas. Dengan cara ini, mereka dapat memastikan bahwa orang yang menerima bantuan akan merasa aman dan nyaman, dan hubungan antara kedua orang tersebut akan tetap kuat. Jika tolong menolong dilakukan dengan ikhlas, maka ini akan menghasilkan manfaat yang besar bagi semua pihak yang terlibat. – Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka orang yang membantu akan kehilangan rasa kepuasan, hormat, dan kepercayaan yang didapat dari memberi. Tolong menolong adalah salah satu cara untuk membangun komunitas yang lebih baik. Ini adalah aspek penting dalam budaya masyarakat karena memungkinkan orang untuk membantu satu sama lain tanpa harus melakukan sesuatu yang berlawanan dengan norma dan nilai. Namun, jika tolong menolong tidak ikhlas, maka orang yang membantu akan kehilangan rasa kepuasan, hormat, dan kepercayaan yang didapat dari memberi. Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka orang yang membantu akan kehilangan rasa kepuasan. Orang yang membantu harus memiliki niat yang baik dan ikhlas saat membantu orang lain. Jika orang yang membantu hanya melakukannya karena ingin mendapatkan sesuatu sebagai balasannya, maka orang yang membantu tidak akan mendapatkan rasa kepuasan yang sama seperti orang yang membantu dengan ikhlas. Jika orang yang membantu tidak ikhlas, maka orang yang meminta bantuan juga akan kehilangan rasa hormat. Orang yang meminta bantuan harus menghargai orang yang membantu. Jika orang yang membantu tidak ikhlas, maka orang yang meminta bantuan tidak akan merasa bahwa orang yang membantu menghargai mereka. Selain itu, jika tolong menolong tidak ikhlas, orang yang membantu juga akan kehilangan kepercayaan yang bisa didapat dari memberi. Orang yang membantu harus dapat dipercaya karena mereka melakukan sesuatu dengan niat yang baik. Jika orang yang membantu tidak ikhlas, maka orang yang meminta bantuan tidak akan percaya pada orang yang membantu. Kesimpulannya, jika tolong menolong tidak ikhlas, maka orang yang membantu akan kehilangan rasa kepuasan, hormat, dan kepercayaan yang didapat dari memberi. Oleh karena itu, penting untuk berusaha untuk membantu orang lain dengan niat yang baik dan ikhlas. Ini akan membuat orang yang membantu dan orang yang meminta bantuan merasa dihargai dan dipercaya. – Tohong menolong dengan ikhlas adalah cara terbaik untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling bersinergi. Tolong menolong adalah salah satu cara yang paling baik untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling bersinergi. Hal ini penting dalam menjalin hubungan yang saling meningkatkan antara satu sama lain. Namun, jika tolong menolong itu tidak ikhlas, maka akan ada dampak negatif yang ditimbulkan. Jika tolong menolong tidak ikhlas, maka ada kemungkinan bahwa orang yang menolong akan mengharapkan sesuatu balasan atau imbalan. Inilah yang menyebabkan orang tidak mampu menjalin hubungan yang saling bersinergi. Ini juga dapat menyebabkan situasi yang tidak saling menguntungkan karena yang menolong mungkin mengharapkan sesuatu untuk ditukar dengan bantuan yang diberikan. Selain itu, tolong menolong tanpa ikhlas juga dapat menyebabkan orang yang menerima bantuan merasa tidak nyaman dan tidak dihargai. Ini dapat menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara keduanya dan mengurangi kemampuan seseorang untuk bersinergi. Jika orang yang menerima bantuan merasa tidak nyaman dan tidak dihargai, maka mereka mungkin akan mengurangi jumlah bantuan yang mereka berikan. Hal ini akan sangat merugikan orang yang memberikan bantuan dan akan menghambat pembangunan hubungan yang saling bersinergi. Tolong menolong dengan ikhlas adalah cara terbaik untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling bersinergi. Ini akan memungkinkan orang-orang yang berhubungan satu sama lain untuk saling menghargai dan memberikan bantuan kepada satu sama lain tanpa mengharapkan imbalan. Ini akan membuat orang-orang yang terlibat lebih nyaman dan lebih bersedia untuk saling bersinergi. Hal ini juga dapat bermanfaat bagi komunitas dalam jangka panjang, membantu untuk membangun hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan antara anggota komunitas. – Jangan lupa untuk menolong dengan ikhlas, karena ini akan membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Menolong sesama adalah salah satu cara yang efektif untuk membangun hubungan baik dan membantu orang lain. Namun, jika Anda tidak bertindak dengan ikhlas dalam menolong, Anda mungkin tidak akan memperoleh hasil yang diinginkan. Jika Anda hanya menolong orang lain untuk mendapatkan sesuatu, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman dan mungkin akan meninggalkan rasa tidak puas. Jika Anda ingin menolong seseorang dengan ikhlas, Anda harus memahami bahwa Anda akan melakukannya hanya untuk membantu orang lain. Anda harus menerima bahwa Anda tidak akan mendapatkan apa pun dari itu, dan yang terpenting adalah bahwa Anda menolong orang lain dengan tujuan yang tulus. Ini akan membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Misalnya, jika Anda memberikan saran kepada seseorang dan Anda melakukannya dengan ikhlas, orang lain akan merasakan bahwa Anda peduli tentang mereka dan bahwa Anda benar-benar ingin membantu mereka. Ini akan membantu membangun hubungan yang lebih dalam antara Anda dan orang lain, dan juga akan membantu mereka untuk merasa dihargai dan dihormati. Selain itu, jika Anda menolong orang lain dengan ikhlas, Anda akan membangun kepercayaan dan juga akan meningkatkan jumlah orang yang ingin menolong Anda. Ini karena orang lain akan merasakan bahwa Anda benar-benar ingin membantu mereka dan juga akan merasakan bahwa Anda adalah orang yang dapat dipercaya. Jadi, jangan lupa untuk menolong dengan ikhlas. Ini akan membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memberikan nilai positif bagi orang lain. Ini juga akan membantu Anda untuk membangun kepercayaan di antara Anda dan orang lain dan membantu Anda untuk mendapatkan bantuan ketika Anda membutuhkannya. Sebagaicontoh sikap saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ loading...Sifat ikhlas yang begitu penting dalam amal ibadah, agar amalan-amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia maupun akhirat kelak. Foto ilustrasi/ist Sifat ikhlas yang begitu penting dalam amal ibadah, agar amalan-amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia maupun akhirat kelak. Dinukil dari buku 'Khutuwaat ilas Sa’adah' karya Dr. Abdul Muhsin Al Qasim Imam dan Khatib Masjid Nabawi yang telah diterjemahkan, dijelaskan tentang beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang bisa berlaku ikhlas dalam beramal, berikut di antaranya1. Selalu berdoaSelalu memohon perlindungan kepada Allah Ta'ala, Dialah yang membolak-balikkan hati manusia. Zat yang ditangan-Nya-lah hidayah berada, tampakkanlah hajat dan kefakiran kepada-Nya. Mintalah selalu kepada-Nya agar Dia memberikan keikhlasan kepadamu. Umar bin Khattab radhiyallahu anhu selalu memanjatkan doa ini;“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, Ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.” Baca Juga 2. Sembunyikan amalBisyr ibnul Harits mengatakan, “Janganlah engkau beramal untuk diingat. Sembunyikanlah kebaikan sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan."Jadi, amal yang tersembunyi -dengan syarat memang amal tersebut patut disembunyikan-, lebih layak diterima di sisi-Nya dan hal tersebut merupakan indikasi kuat bahwa amal tersebut dikerjakan dengan Selalu melihat amal orang-orang shaleh panutanPerhatikan dan jadikanlah para nabi dan orang shaleh terdahulu sebagai panutan kita. Allah ta’ala berfirman,أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ“Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan Al-Quran. Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh umat.” QS Al An’am 90Bila perlu, baca buku-buku biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad orang yang zuhud, karena hal itu lebih mampu untuk menambah keimanan di dalam Menganggap remeh amalPenyakit yang sering melanda hamba adalah ridha puas dengan dirinya. Setiap orang yang memandang dirinya sendiri dengan pandangan ridha, maka hal itu akan membinasakannya. Setiap orang yang ujub akan amal yang telah dikerjakannya, maka keikhlasan sangat sedikit menyertai amalannya, atau bahkan tidak ada sama sekali keikhlasan dalam amalnya, dan bisa jadi amal shalih yang telah dikerjakan tidak bin Jubair mengatakan, “Seorang bisa masuk surga berkat dosanya dan seorang bisa masuk neraka berkat kebaikannya. Maka ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Sa’id menjawab, “Pria tadi mengerjakan kemaksiatan namun dirinya senantiasa takut akan siksa Allah atas dosa yang telah dikerjakannya, sehingga tatkala bertemu Allah, Dia mengampuninya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah. Pria yang lain mengerjakan suatu kebaikan, namun dia senantiasa ujub bangga dengan amalnya tersebut, sehingga taktala bertemu Allah, dia pun dimasukkan ke dalam neraka Allah.”5. Khawatir amal tidak diterimaAnggaplah remeh setiap amal shaleh yang telah kita perbuat. Apabila telah mengerjakannya, tanamkanlah rasa takut, khawatir jika amal tersebut tidak diterima. Di antara do’a yang dipanjatkan para salaf adalah,“Ya Allah kami memohon kepada-Mu amal yang shalih dan senantiasa terpelihara.”Diantara bentuk keterpeliharaan amal shaleh adalah amal tersebut tidak disertai dengan rasa ujub dan bangga dengan amal tersebut, namun justru amal shaleh terpelihara dengan adanya rasa takut dalam diri seorang bahwa amal yang telah dikerjakannya tidak serta merta diterima oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman, .
  • cdqp4md4c1.pages.dev/829
  • cdqp4md4c1.pages.dev/86
  • cdqp4md4c1.pages.dev/183
  • cdqp4md4c1.pages.dev/2
  • cdqp4md4c1.pages.dev/182
  • cdqp4md4c1.pages.dev/981
  • cdqp4md4c1.pages.dev/886
  • cdqp4md4c1.pages.dev/321
  • cdqp4md4c1.pages.dev/9
  • cdqp4md4c1.pages.dev/952
  • cdqp4md4c1.pages.dev/272
  • cdqp4md4c1.pages.dev/875
  • cdqp4md4c1.pages.dev/806
  • cdqp4md4c1.pages.dev/102
  • cdqp4md4c1.pages.dev/946
  • menolong dengan ikhlas merupakan pengamalan sifat